SEORANG pemuda bernama Bagori diterima bekerja di sebuah perusahaan ternama. Selang bekerja 1 tahun, dia langsung mendapat promosi jabatan atas kinerjanya yang terbilang sangat baik. Pada posisi yang baru itu tidak menjadikannya berpuas diri. Dia tetap bekerja keras, menunjukkan prilaku dan kinerja baik di perusahaan itu. Karena dianggap berprestasi, kemudian pada tahun berikutnya, dia di promosikan lagi untuk mengisi sebuah jabatan prestius dalam sebuah perusahaan, yakni menjadi manager. Ini sungguh diluar dugaannya, mendapat kepercayaan yang begitu cepat dari sebuah perusahaan besar baginya merupakan tanggung jawab yang harus dijaga dan di kerjakan secara sungguh-sungguh.
Itu adalah sepenggal kisah seorang Bagori yang notabene adalah salah satu contoh karyawan yang dianggap berhasil meraih prestasi dan dapat dipromosikan oleh perusahaan tempatnya bekerja. Setiap karyawan pasti memiliki keinginan untuk menduduki jabatan yang dinginkan seperti cerita Bagori tadi. Apakah dalam prakteknya ketika seorang karyawan sudah memasuki dunia kerja, karyawan tersebut mampu mencapai semua yang diinginkan sesuai gambaran ideal tersebut diatas?
Kesempatan untuk menjadi seorang karyawan hebat atau ada yang menyebutnya karyawan bintang, dan adapula yang menyebutnya karyawan multitalent sangatlah terbuka bagi setiap karyawan, tergantung pada karyawan tersebut apakah dia mau menjadi seorang karyawan yang diimpikan oleh perusahaan, lembaga tempat dia bekerja atau dia tidak punya motivasi untuk meraih sebutan itu. Kesempatan selalu ada jika dimanfaatkan dengan sebaik baiknya. Berikut akan dipaparkan bagaimana jika kita ingin menjadi karyawan yang hebat.
1. Harus ada kesempatan yang sama
Peluang yang diberikan oleh lembaga adalah sama kepada setiap karyawan. Tidak ada pembedaan status baik itu status sosial, agama ataupun suku terhadap karyawan yang bersangkutan dan selalu memberikan kesempatan yang sama kepada setiap karyawan untuk memberikan kontribusi terbaiknya terhadap lembaga. Wujud pemberian kesempatan yang sama tersebut dengan diberikannya peluang bagi karyawan untuk saling berkompetisi secara sehat, menampilkan hasil terbaik dari setiap pekerjaannya. Kesempatan yang sama juga mencakup hal mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak luar, mengikuti studi banding dan lain-lain artinya kesempatan yang diberikan kepada setiap karyawan bukan dengan maksud hanya untuk bagi bagi jatah pelatihan. Pastilah untuk mendapatkan semua itu harus dibuktikan dengan keseriusan selama dalam bekerja, punya semangat belajar dan terus mengembangkan diri, berani menerima tantangan serta berani keluar dari zona nyaman atau berani mencoba hal baru.
2. Adanya bentuk penghargaan dari lembaga
DI CU. Semandang Jaya, kami sangat mengapresiasi kinerja karyawan yang berhasil dan terus memacu semangat atau mendorong karyawan yang belum berhasil mencapai kinerja idealnya. Bentuk dukungan dan motivasi serta penghargaan kepada karyawan berprestasi dilakukan dengan diagendakannya Semandang Jaya Award (SJ Award) sebagai ajang penghargaan setiap tahun oleh pengurus selaku pembuat kebijakan sejak tahun 2017. Misalnya, terhadap staff yang mampu menaikan asset, staff yang mampu mengubah dari yang under estimte menjadi Optimis diberikan penghargaan supaya staff dan TP tersebut berupaya untuk mempertahankan pencapaian yang sudah diraihnya. Ataupun staff yang selalu menjadi pendobrak (kami mengibaratkan pasukan tempur khusus) terhadap kemungkinan pengembangan Kantor Cabang baru dan berhasil meningkatkan anggota dan asset di Kantor Cabang baru tersebut dalam kurun waktu tidak sampai 2-3 tahun diberikan penghargaan sebagai staff pendobrak. Bahkan kamipun melihat aspek lain menyangkut kebersihan dan kenyamanan kantor, maka bagi kantor pelayanan yang mampu menjaga kebersihan, memberikan kenyamanan pelayanan dan lingkungan yang asri juga diberikan penghargaan dengan kategori Kantor Pelayanan yang bersih dan rapi.
Bentuk penghargaan lain juga adalah benefit yang diberikan berupa pemberian jaminan kesehatan kepada setiap karyawan bersangkutan serta pemberian pensiun bagi staff yang sudah memasuki masa pensiun dengan usia 56 tahun.
3. Memiliki jiwa pembelajar
Istilah belajar sepanjang masa atau biasa disebut long life education merupakan cara yang sangat pas untuk mengungkapkan bahwa setiap staff harus memiliki niat untuk belajar terus menerus sepanjang hayatnya. Belajar ketika sudah bekerja tidak seperti ketika mengenyam pendidikan baik di SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.
4. Bekerja berdasarkan target (bukan asal masuk kantor saja)
Seorang karyawan yang merupakan perpanjangan tangan manajemen wajib bekerja dengan sungguh-sungguh agar target dapat dicapai. Target dibuat agar setiap karyawan paham apa yang ia kerjakan dan timeline yang harus diselesaikan. Target membuat karyawan bekerja dengan hitungan angka yang masuk akal karena didalam targetlah terkandung nilai keberlanjutan hidup sebuah usaha, mengapa karena jika penjualan tercapai berdasarkan target bahkan melampaui maka peluang pendapatan lembaga lebih tinggi. Dalam menyelesaikan pekerjaan administrasipun perlu dibuat target agar kita tidak tersandera oleh waktu yang ada dan kita menggunakan waktu dengan baik dan bijaksana. Waktu yang cepat berarti biaya yang efisien jadi kita tidak bisa mengabaikan waktu kerja. Setiap waktu merupakan peluang yang tersedia.
5. Jujur
Jujur dalam nilai nilai inti (shared values) CU. Semandang Jaya digambarkan secara jelas oleh nilai inti pada poin “Integritas. Integritas melambangkan kuatnya karakter seseorang dalam hal ini karyawan dalam menghadapi tantangan moral. Integritas merupakan pondasi yang harus dibangun dengan kokoh, membangun integritas dibutuhkan keahlian khusus karena menyangkut soft skill. Mengasah soft skill jauh lebih sulit daripada mengasah hard skill karena berkaitan dengan perilaku seseorang. Perilaku Karyawan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu, keluarga, lingkungan dan faktor diri sendiri yang berkaitan dengan mindset karyawan tersebut.
6. Menerapkan nilai inti yang ditetapkan
CU. Semandang Jaya memiliki nilai inti (shared values) sebagai pedoman perilaku bagi para aktivisnya yaitu “OPTIMIS†yang mana merupakan akronim dari masing-masing nilai inti yang kami anut, yaitu; Original, Profesional, Tanggungjawab, Integritas, Mandiri, Inspirasi dan Sinergi.
Tujuh nilai inti tersebut merupakan upaya perwujudan dan pembentukan karakter aktivis di CU. Semandang Jaya serta merupakan benteng moral aktivis dalam bekerja. Nilai inti menjadi pedoman bersama aktivis yang tidak hanya dihafal tetapi diterapkan dalam tindakan/perilaku setiap aktivis. Adapun tujuan dari penerapan nilai inti ini adalah mengarahkan dan menentukan sikap yang dijadikan standar perilaku setiap aktivis dalam setiap tindakannya yang akan membentuk budaya kerja, yaitu budaya kerja CU. Semandang Jaya berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap (KSA) dengan demikian aktivis CU. Semandang Jaya dapat memaknai pekerjaannya sebagai sebuah bentuk pelayanan serta memegang prinsip bekerja cerdas, bekerja iklas dan bekerja tuntas.
Menurut Wikipedia, optimis adalah paham keyakinan atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan dan sikap selalu mempunyai harapan baik di segala hal. Nah untuk menanamkan nilai nilai inti yang dianut oleh CU. Semandang Jaya maka nilai-nilai inti wajib dipajangkan di ruangan Pengurus dan Pengawas, Ruang Pelayanan-front liner (Ruang Tunggu), Ruang tamu, Aula dan ruangan para pimpinan pada tingkat manajemen seperti ruangan General Manager, Ruangan Kepala Departemen, Ruangan Manager Kantor Cabang serta ruangan strategis lainnya.
7. Menyadari siapa aku (Pelayan atau boss?)
Sebagai seorang karyawan wajib memahami posisinya sebagai apa, yaitu refleksi terhadap diri sendiri siapa aku? Mengapa saya bekerja disini? Mengapa saya menduduki jabatan tersebut? Guna dari pertanyaan-pertanyaan tersebut agar kita betul betul memahami posisi kita ketika bekerja apakah kita menggunakan gaya sebagai seorang bos atau sebagai pelayan.
Di CU. Semandang Jaya setiap karyawan di doktrin dengan nilai inti dan dilatih dengan prinsip bekerja adalah sebagai sebuah pelayanan terhadap sesama. Menyadari bahwa bekerja sebagai sebuah pelayanan terhadap sesama akan memberikan dampak kepuasan serta mampu menerima kekurangan-kekurangan baik diri sendiri maupun kekurangan organisasi. Menerima kekurangan bukan berarti pesimis tetapi menerima kekurangan adalah titik dimana kita mengevaluasi semua bentuk pelayanan kita. Mengapa aspek pelayanan ini penting? Karena dengan pelayanan terbaik yang diberikan kepada anggota maka anggota akan merasa puas. Dengan kepuasan pelayanan dari CU. Semandang Jaya maka anggota akan loyal. Ketika anggota loyal dengan produk-produk dan layanan CU. Semandang Jaya maka organisasi ini akan hidup dan berkelanjutan maka prinsip koperasi dari, oleh dan untuk anggota sangat sejalan dengan penerapan nilai inti OPTIMIS tersebut.
8. Mampu bersyukur
Sebagai seorang karyawan maka kita harus mampu menerima apa yang kita dapatkan dari jerih payah tersebut adalah sebagai sebuah berkat yang diberikan Tuhan kepada kita. Kemampuan diri untuk bersyukur terhadap apa yang kita peroleh ditentukan oleh motivasi yang ada dalam diri kita dalam bekerja. Jika motivasi utamanya adalah mendapatkan materi maka kita tidak akan pernah merasa puas dan cukup tetapi jika motivasi kita bekerja adalah sebagai bentuk pelayanan terhadap sesama maka kita akan mampu menerima dengan bijak apa yang kita peroleh. Bersyukur merupakan cara kita mengingat identitas kita sebagai makhluk homo sapiens yang mana saling membutuhkan kerjasama dengan orang lain. Dengan bersyukur kita akan maksimal bekerja, karena orang yang mampu bersyukur tidak akan melakukan fraud. Bersyukur wujud membentengi diri dari kemungkinan-kemungkinan yang tidak kita inginkan. (Milen)
Hits: 1155
Recent Comments